Saturday, November 11, 2006

Andrea Hirata’s Pure Love

Indonesia is a land of paradox. We see, hear and read a lot of things related to corruption, mismanagement, natural disasters, injustice, discrimination, poverty, ignorance, etc. – all negative forces. However, there are also great and admirable things happening at these very minutes. And, the following story is just one among those great and admirable things happening in the country.


Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta yang murni dan tulus. Cinta yang mendalam menebarkan energi positif yang tidak hanya mengubah hidup seseorang, tetapi juga menerangi kehidupan orang banyak.

By: Khairina
Source: Kompas Daily Newspaper, Saturday, November 11, 2006, page 16


Kemurnian cinta pula yang mendorong Andrea Hirata Seman (33) memuliakan guru sekolah dasarnya di SD Muhammadiyah, Belitong Timur, Bangka Belitung.

Terkesan ketulusan hati sang guru, sejak duduk di kelas III SD, Andrea berjanji membuat buku tentang guru itu. Niat itu baru terlaksana lebih dari 20 tahun kemudian, saat ibu Muslimah, guru itu, akan berulangtahun ke-59 pada 2005.

Buku setebal lebih dari 500 halaman dia susun dalam tiga minggu. Hasil ketikan itu lalu dia fotokopi 12 kali dan dia beri kepada ibu Muslimah dan 11 rekannya semasa kecil, yang dia kenal sebagai Laskar Pelangi.

Seorang temannya iseng-iseng mengirimkan karya Andrea itu ke penerbit. Dalam waktu beberapa minggu saja buku berjudul Laskar Pelangi (Penerbit Bentang, 2005) itu laris manis dan langsung dipajang di deretan buku-buku yang tergolong “best seller”.

“Saya enggak menyangka, banyak juga yang senang dengan buku seperti ini. Dulu, saya kira buku yang enggak ada gue-elu-nya enggak bakal laku,” ujar Andrea merendah.


Mengobati kehausan
Buku karya Andrea seolah mengobati kehausan para pencinta buku akan buku-buku Indonesia bermutu. Di tengah banyaknya buku bertema sejenis, entah remaja, percintaan, seks, atau kriminalitas, buku Andrea memberi pencerahan bagi pembaca.

Ide yang diusung Andrea sederhana. Andrea menceritakan kehidupan 11 anak sangat miskin, tetapi kreatif yang bersekolah di sekolah miskin di pulau kaya timah, Belitong. Begitu miskinnya orangtua mereka, sehingga Lintang – salah satu dari 11 anak itu – terpaksa berhenti sekolah karena harus membiayai hidup ibu, lima adik, dua pasang kakek-nenek, dan dua paman. Kini, Lintang hanya menjadi sopir truk tronton.

Padahal, Lintang adalah anak paling pintar dan paling bersemangat dalam menuntut ilmu. Dia tidak pernah membolos kendati harus mengayuh sepeda sejauh 40 kilometer ke sekolah. Beberapa kali rantai sepedanya putus dan dia bahkan terpaksa berhadapan dengan buaya, tetapi semangat Lintang untuk sekolah tidak pernah padam.

Kisah Lintang begitu menghanyutkan emosi Andrea. Dia mengaku menangis tiga malam saat menuliskan kisah kehidupan sahabatnya itu.

“Saya ingin menunjukkan masih ada Lintang-Lintang lain di Indonesia. Banyak anak-anak pintar yang tidak memiliki kesempatan,” ujar lajang yang kini bekerja sebagai analis di PT Telkom Bandung ini.

Andrea yang dalam buku itu dikisahkan sebagai Ikal berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya, Seman Said Harun Hirata (73), adalah pensiunan pegawai rendahan PN Timah, sementara ibunya, Masturah (70), adalah ibu rumah tangga. Empat abang dan satu adiknya menekuni profesi seperti umumnya kaum marjinal di Belitong, yaitu sebagai penambang tradisional.

Kontras dengan kemiskinan warga asli Belitong, PT Timah digambarkan Andrea sebagai perusahaan berduit dengan lingkungan orang-orang berduit juga. Tergambar jelas jurang antara warga asli yang miskin dan petinggi PN Timah yang kaya.

Andrea seolah mendobrak tradisi dan keluar dari lingkaran kemiskinan warga Melayu di Belitong. Setelah sempat menjadi kuli panggul di pasar dan tukang sortir surat di kantor pos, Andrea berhasil mendapat beasiswa S-2 di Sheffield Hallam University, Inggris, dan lulus dengan predikat graduate with distinction. Tesisnya diadopsi menjadi buku.


Memberi inspirasi
Keberhasilannya, diakui Andrea, tidak bisa dilepaskan dari semangat dan daya juang yang ditularkan kedua gurunya semasa SD serta rekan-rekannya di Laskar Pelangi. Kobaran semangat ditambah kasih sayang di sekolah melecut Andrea untuk lebih baik. Maka buku inipun, ujar Andrea, dipersembahkan bagi rekan-rekannya dan kaum marjinal lain di seluruh Indonesia.

”Mudah-mudahan, mereka yang kini tengah berjuang tidak menyerah dan tidak kalah,” ujar Andrea yang novelnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan segera menyusul ke dalam bahasa Jepang dan Inggris.

Dan, Laskar Pelangi serta buku keduanya, Sang Pemimpi, terbukti menggerakkan hati banyak orang. Para pakar pendidikan berdiskusi memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, mengacu pada buku itu.

”Mungkin baru sekarang ada novel yang dijadikan acuan perbaikan sistem pendidikan,” kata Andrea yang mengaku sebelumnya tidak pernah menulis satu cerita pendek pun.

Novel ini juga memberi inspirasi seorang janda buruh di Cakung mengayuh sepeda belasan kilometer sehari karena bertekad mengentaskan kebodohan yang melilit anak-anaknya. Dia mengajari sendiri anak-anaknya berhitung dan membaca agar bisa menjadi lebih baik.

Andrea juga bertekad mamajukan pendidikan di Belitong Timur. Royalti dari buku digunakan membangun perpustakaan di Belitong Timur.

”Di kampung saya enggak ada perpustakaan, apalagi toko buku. Kalau mau beli buku, kami terpaksa ke Tanjung Pinang di Bangka,” ujar pria yang sempat tiga kali berganti nama itu.

Andrea juga mendatangkan beberapa pengajar dari Bandung untuk membimbing pelajar miskin Belitong Timur yang akan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru.

”Anak-anak di kampung saya pintar-pintar, tetapi tidak mampu. Jangankan bimbingan belajar, untuk sekolah saja sulit. Saya ingin memberikan kesempatan yang sama bagi mereka,” kata Andrea.

14 comments:

D. G. Habersang said...

So... I wish I could understand what you were saying. The English intro is fascinating but, let's face it, I'm a dirty American. I like my entertainment media loud, offensive, and in red, white, and blue English [native-twang optional]. Were it not for my shameless xenophobia and devilishly handsome features, I'd simply follow the example of the rest of the world and learn another language. Fortunately enough for me, I'm stupifyingly rich and comfortably disconnected from the 'harsh' realities. The rest of the so-called "world" has not choice but to conform and upgrade. Here in the USA, we're free to set arbitrary standards as opposed to abiding by them. Hurray money!... er Democracy [freedom?]!

I have no one to blame but myself. Pardon the string of non-sequiturs.


Warmest Regards,

Drew

Anonymous said...

Memang benar apa yang Anda katakan. ANdrea HIrata adalah salah satu tokoh terhebat yang pernah anda, yang memiliki cinta yang murni kepada siapa saja. Great Andrea

Aqshaku said...

Saya mungkin termasuk orang yang terlambat membaca buku-buku Andrea.Setelah menonton acaranya di Kick Andy kemudian referensi dari beberapa teman saya,bahkan harus dibelikan bukunya,baru saya mau membaca.Itupun malas-malasan di awalnya.Tetapi,ternyata di buku-bukunya, Andrea mampu membuka mata saya,hati saya,pikiran saya bahkan tekad saya.Bahwa,dengan cinta yang murni dan tanpa pamrih kepada siapa saja,mimpi-mimpi dan harapan, tekad dan usaha pantang menyerah untuk mewujudkannya, walaupun di dalam keterbatasan yang ada,seseorang bisa mencapai cita-citanya.Sungguh,buku yang memberikan inspirasi bagi orang lain.Salut!

Anonymous said...

Inspirasi:
AKU JADI PUNYA SEMANGAT
UNTUK TERUS BERLARI
UNTUK TERUS MELAJU KE DEPAN
CITA-CITA AKAN JADI SEMANGATKU
DALAM KEPUTUSASAAN YANG KADANG MENERPAKU
DOSA BESAR JIKA qTA TIDAK BERSYUKUR
PADA TUHAN
ATAS SEMUA ANUGERAH-NYA PADA qTA

Unknown said...

Sampai sekarang saya masih penasaran dengan A Ling, sosok wanita yang pernah mencuri hati ikal. Saya yakin dia pasti sudah mendengarkan kisah yang dituturkan ikal, tapi kemana gerangan dia sekarang?

Ada yang bisa memberikan clue?

Anonymous said...

Untuk sosok A Ling, mudah-mudahan di bukunya yang ke-empat, Maryamah Karpov, Andre bisa memberikan cluenya.Kita lihat saja nanti.

Anonymous said...

salam pemimpi,
Mimpi bisa membuat kita terlena, tapi bisa juga membuat kita terpuruk.
Mimpi bisa jadi penyemangat, bisa juga menyesatkan. tapi,
jangan pernah berhenti jadi pemimpi yang selektif, karena dengan itu kita bisa jadi tahu apa yang harus kita perbuat.
Niatkan, lakukan, konsisten dan tetap berdoa kepada Sang Pembuat Mimpi...(Allah SWT)

Anonymous said...

hatiku berdarah-darah setelah khatam baca endensor....., Andrea kamu membuat aku teringat si aa yang ga tau dimana dia sekarang :(....... huuuaaaaa..huuaaaaa... aku kangen si aa...

Anonymous said...

mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia....

semenjak membaca buku laskar pelangi aku semakin berani untuk bermimpi.....

buku ini memberikan motivasi untuk aku agar lebih menghargai hidup, mencintai hidup.... walau kadang hidup tak adil.... dan belajar bersyukur dalam hidup

aku juga da baca sang pemimpi dan edensor....

cayooo.... andrea hirata...

Bunda NiFaRa said...

Saya benar-benar terharu dan menangis ketika membaca laskar pelangi dan sang pemimpi, Andrea dan keluarganya benar-benar orang yang tulus menyayangi siapapun.Yang selalu terbayang olehku ketika Aray sendirian dengan kondisi menyedihkan sampai akhirnya dia menjadi orang yang sangat cerdas dan sukses, Sungguh ikal dan keluarganya patut dijadikan tauladan bagi kita semua.

Anonymous said...

Laskar Pelangi...Aih..mati...awalnya gw pikir ini novel apaan siy..kok kaya gini aja jadi best seller..???setelah gw baca gw jadi ngerti kenapa banyak orang yang ngebet banget pengen beli novel ini..Sekarang gw jadi tergila2 ngikutin Tetraloginya...hehehehe..10 jempol deh bwt Andrea Hirata...Bravo...

Anonymous said...

kalo aku penasaran gmn kbr arai "sang pemimpi" yg plg ke indonesia saat S2 di prancis? Udah selesaikah skrg kuliahnya? Gmn kbr Zakiah Nurmala yg jual mahal? Nyesel ndak ya dia skrg cuekin arai?

Yang Kenal Andrea said...

Ralat yah ... umur andrea bukan 33 tahun tapi 42 tahun karena dia lahir 24 Oktober 1967, Andrea yang sebenarnya tidak seperti yang anda bayangkan, dia gampang ngobral cinta, tangannya sangat ramah, jadi jauh dari apa yang banyak disebut sebut orang, saya kenal dengan Andrea...mungkin kalau belum kenal orangnya nggak akan percaya apa yang aku katakan tapi kalau sudah kenal...pasti dijamin kaget, bener lho !!!!!

Anonymous said...

What a wonderful and great books of Andrea with the tetralogy. I hope and always wait for other books of Andrea, that can make us more open,got spirits and more enery to be the best of us.

Andrea, we love u and hope u will write some books about this life again. Thanks a lot....