Wednesday, November 22, 2006

Membisu

Mungkin dengan gusar
kaucela kurangku
Haruskah aku mundur?
Apakah sayatan tajam sedingin kaca es
sanggup tembus api hatiku?
Haruskah aku menyerah
dan tak naik pitam?

Tidak!
Aku akan berontak dan teriak

Tapi
salahkah aku jika
gelapkan suasana
dengan untaian kata pahit
yang buatmu luka dan terhina
jadi sekering pasir
terbang
dan dengan tenang, menghilang.

Jangan tanyakan mengapa
aku membisu
Disini, aku tinggal
sehamparan mawar segar yang
meliuk di bawah selimut saljumu
teka-teki yang tak terjawab
di salah satu sudut hatimu
Takdir yang tertulis:
lelaki adalah es
dan perempuan adalah api.

No comments: