Tuesday, November 09, 1999

Referendum?

Aku jadi ingat, waktu jalan-jalan belum lama berselang... ketemu ibu-ibu dari Puerto Rico. Baru omong-omong "pembuka", terus dengan "sok tau" aku bilang,... oh dari Amrik. Dia langsung "protes", No! Puerto Rico, not The States. Walau memang "berhubungan" dengan The States. Jadi, apa sebaiknya memang demikian "hubungan" Aceh dan the rest of Indonesia after referendum? Seperti Puerto Rico & The States gitu??

Ada cerita sedih dari Ternate. Rupanya, Maluku "intended" to be the killing fields. Mungkin saudara2 sudah banyak dengar ceritanya. Para pemuda berikat kepala dengan lagak mahasiswa dan meniru aksen setempat membuat "huru-hara." Dan, selalu berulang kali terjadi isu agama yang mengedepan,.... another plan to discredit Megawati. We'll see... Temanku ada yang baru selamat dari sana, sesudah berhari-hari tanpa harapan setelah terpisah dari anak-istri dan ayahnya yang telah berusia 80 tahun. Ketika orang lain mengungsi (termasuk ayahnya yang tua itu), dalam satu-satunya kapal kecil yang belum musnah dibakar,... dia tinggal untuk mencari anak-istrinya yang terpisah. Dalam perjalanan he could see the most unimaginable things that man can do. Manusia dibagi berdasarkan agama, salah jawab... badan terbelah dua. Hanya kurnia Tuhan yang menemukannya kembali dengan anak-istrinya dan selamat keluar dengan sekoci kecil. Kalau ini terjadi karena isu agama, dia nggak percaya. Karena keluarga yang berlainan agama yang telah menolong menampung anak-istrinya dan bersusah-payah mencari sekoci kecil untuk mereka. Semua kapal yang bersandar di pelabuhan sudah habis terbakar!

Note: Latar belakang tulisan ini adalah permintaan referendum di Aceh dan pecahnya kerusuhan di Ambon.

No comments: