Pantun untuk ICW*
oleh: W.S. Rendra
Terang bulan, terang dikali
Buaya timbul disangka banci
Orde baru nampaknya tak ada lagi
Ternyata sisanya dipimpin habibie
kalau ada umurku panjang
boleh aku menipu lagi
Orde baru akalnya panjang
bisa mencuri tak bisa diadili
Berakit-rakit ke hulu
Berenangnya kapan-kapan
rakyat sakit di era orde baru
di jaman sekarang menjadi bulan-bulanan
Habis manis sepah dibuang
Kalau ditelan sakit perutnya
golkar dulu sewenang-wenang
Ada pun kini berlagak tanpa dosa
dari mana datangnya cinta
dari dompet turun ke hati
dari mana datangnya derita
dari mantan pencuri dan penindas yang ikut reformasi
Ada gula ada semut di jaman keemasan
tak ada kok banyak semut
itulah jaman edan
bila rakyat datang menuntut
diminta kesabaran
bukti korupsi yang ada tidak diusut
dibilang keadilan
Berburu ke pasar-pasar
berburu canda ketemu banci
menangkap maling teramat sukar
di negara laktokrasi
Lelaki gila wanita disebut sang Arjuna
Wanita diperkosa dibilang si genit malang
Mencuri seekor ayam digebuki tetangganya
Merampok sejuta ayam dilindungi undang-undang
Cintaku murni Adinda sayang
dusta ku ringan dan kadang kalah
hukum positif dirancang curang
untuk membela kejahatan sang penguasa
seni itu seni
pornogarafi itu air seni
menentang pornografi juga menentang penindasan
menentang penindasan harus juga menentang korupsi
Keras pada pornografi dan lunak pada penindasan dan korupsi
itu artinya impotensi
tua tua keladi
makin tua rusak pantunnya
disini pantun saya sudahi
tapi korupsi terus berjalan.
Note: ICW* adalah singkatan dari Indonesia Corruption Watch
Tuesday, July 20, 1999
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment